Saturday, January 29, 2011

HASIL INDERAJA

CITRA FOTO

Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik:


Foto Ultraviolet


Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.






Foto Ortokromatik


Foto ini sangat baik untuk studi pantai dan kedalaman air dangkal, pergerakan sedimen dan survei vegetasi.








Foto Pankromatik




Foto ini sangat baik untuk pemetaan kota, mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir, penyebaran air tanah dan air permukaan.






Foto Inframerah Asli


Foto ini sangat baik untuk pemetaan vegetasi dan mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.








Foto Inframerah Modifikasi


Foto ini sangat baik untuk studi biomassa dan delineasi tubuh air.










Berdasarkan sumbu kamera:

Foto Vertikal atau Foto Tegak (Orto Photograph)




Foto Condong atau Foto Miring (Oblique Photograph)



Foto Sangat Condong (High Oblique Photograph)



CITRA NON-FOTO

Citra Inframerah Termal


Citra ini sangat baik untuk analisis panas tanaman, perbedaan kelembaban tanaman, dan eksplorasi minyak dan gas.








Citra Radar

Citra ini sangat baik untuk pemetaan ketinggian (topografi) dan pengamatan gejala cuaca.

Saturday, January 22, 2011

IKLIM ARISTOTELES

Aristoteles, filosof dari jaman Yunani Kuno, berhipotesis bahwa bumi dibagi menjadi tiga jenis zona iklim. Masing-masing berdasarkan jarak dari katulistiwa.


Aristoteles menamakan daerah dari Tropic of Cancer (23,5 °) di utara, melalui khatulistiwa (0 °), sampai Tropic of Capricorn (23,5 °) di selatan sebagai "Zona Panas Terik," atau Torrid Zone. Aristoteles berkeyakinan bahwa daerah tersebut terlalu panas untuk dapat dihuni. 


Aristoteles menganggap bahwa daerah utara Lingkaran Arktik (66,5 ° Lintang Utara) dan selatan Lingkaran Antartika (66,5 ° di selatan) adalah beku sepanjang tahun. Ia menyebut zona ini "Zona Beku," atau Frigid Zone. Aristoteles berkeyakinan bahwa daerah tersebut tidak dapat dihuni.


Daerah yang dipercaya oleh Aristoteles dapat dihuni dan mampu memungkinkan peradaban manusia untuk berkembang adalah "Zona Sedang," atau Temperate Zone. Dua Zona Sedang terletak antara Tropic  of Cancer/Capricorn dan  Lingkaran Artik/Antartika.

Saturday, January 15, 2011

KERAPATAN TAJUK

Salah satu cara untuk mengukur kesehatan pepohonan adalah dengan mengukur kerapatan tajuk pohon. Kerapatan meliputi jumlah bagian dari tanaman, seperti daun, cabang, dan buah, yang memblokir datangnya sinar matahari yang masuk melalu kanopi pohon. Jadi kerapatan tajuk diukur sebagai persentase dari total cahaya yang diblokir oleh pepohonan.  

Pengukuran ini memperhitungkan baik bagian hidup maupun mati dari tajuk. Kerapatan tajuk berbeda pada tiap jenis pohon. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk pohon dan kondisi pertumbuhan. Biasanya kerapatan tajuk berfluktuasi dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang paling penting adalah kekeringan. Hama dan wabah bisa juga menyebabkan perubahan kerapatan.


Nilai kerapatan tinggi menunjukkan bahwa pohon memiliki sejumlah besar dedaunan yang tersedia untuk fotosintesis dan memiliki kondisi pertumbuhan yang memungkinkan pertumbuhan penuh dan simetris. Nilai kerapatan rendah menunjukkan jumlah miskin dedaunan, tajuk yang tipis, atau bagian yang hilang dari tajuk yang dapat disebabkan oleh kerusakan karena serangga dan penyakit atau faktor lingkungan lainnya seperti kekeringan, angin, persaingan, atau pemadatan tanah. 

Ilustrasi persentasi kerapatan tajuk pepohonan dilihat dari atas:



Klasifikasi kerapatan tajuk pohon:
  1. Sangat jarang : 0 - 10%
  2. Jarang : 10 - 40% 
  3. Sedang : 40 - 70%
  4. Lebat : 70 - 100%

Saturday, January 8, 2011

CIRI TANAH POTENSIAL

TINGKAT KESUBURAN TINGGI

Tanah yang subur adalah tanah yang banyak mengandung mineral untuk kebutuhan hidup tanaman. Hal ini sangat bergantung pada jenis tanaman yang diusahakan, seperti:
  • tanaman biji-bijian membutuhkan mineral fosfor (P)
  • tanaman sayuran membutuhkan zat lemas (N)
  • tanaman umbi-umbian membutuhkan mineral alkali (Na, K)
Jadi agar lahan dapat berproduksi secara optimal, harus disesuaikan antara jenis mineral yang dikandung tanah dengan jenis tanaman yang akan diusahakan. Hal ini penting juga untuk menyesuaikan jenis pupuk yang akan dipakai pada tanaman tertentu. 

Tanah yang kaya akan humus biasanya mempunyai tingkat kesuburan yang baik. Tanah humus adalah tanah yang telah bercampur dengan daun dan ranting pohon yang telah membusuk. Tanah humus dapat dijumpai di daerah yang tumbuhannya lebat. 


MEMILIKI SIFAT FISIS YANG BAIK

Tanah yang memiliki sifat fisis baik adalah tanah yang daya serap air dan sirkulasi udara di dalam tanahnya cukup baik. Sifat ini ditunjukkan oleh tekstur dan struktur tanahnya.

Partikel utama pembentuk tanah adalah:
  • pasir (diameter 0,053 - 2 mm)
  • lanau atau debu (diameter 0,002 - 0,0053 mm)
  • lempung atau tanah liat (diameter < 0,002 mm)
Tekstur tanah adalah sifat fisis tanah yang berkaitan dengan ukuran partikel pembentuk tanah.Tekstur tanah ini berpengaruh terhadap daya serap dan tampung air. Tanah dikatakan bertekstur halus apabila sebagian besar partikel utamanya adalah lempung, dan bertekstur kasar apabila sebagian besar partikel utamanya adalah pasir.Tanah bertekstur halus mudah menampung air tetapi daya serapnya kecil, demikian pula sebaliknya.

Tekstur tanah yang ideal untuk pertanian adalah jenis tanah yang geluh, yaitu tanah yang lekat. Tekstur tanah geluh terdiri dari:
  1. Tanah lanau : 20% lempung, 30 - 50% lanau dan 30 - 50% pasir
  2. Tanah lanau berpasir : 20 - 50% lanau/lempung dan 50 - 80% pasir
Struktur tanah adalah sifat fisis tanah yang dikaitkan dengan cara partikel-partikel tanah berkelompok. Struktur tanah ini berpengaruh terhadap pengaliran air (permeabilitas) dan sirkulasi udara di dalam tanah.


BELUM TERJADI EROSI

Terjadinya erosi pada tanah akan menyebabkan berubahnya tanah potensial menjadi tanah kritis. Tanah yang telah mengalami erosi, tingkat kesuburannya berkurang, sehingga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman. Erosi mengakibatkan lapisan tanah yang paling atas terkelupas. Sisanya tinggal tanah yang tandus, bahkan sering merupakan batuan yang keras (padas).

Proses erosi yang kuat sering dijumpai di daerah pantai akibat abrasi (pengkikisan oleh gelombang laut) dan di daerah pegunungan dengan lereng terjal serta miskin tumbuhan. Erosi di pegunungan akibat adanya longsor dan soil creep (tanah merayap).

MEMILIKI RELIEF YANG TIDAK CURAM

Relief adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk tingkat kecuraman dan bentuk lereng didalamnya.

Relief mempengaruhi kesuburan tanah dalam hal:
  1. Jumlah air hujan yang diresap atau disimpan oleh tanah, dimana semakin curam semakin sedikit resapan dan simpanan air.
  2. Besarnya erosi, dimana semakin curam semakin besar erosinya.
Cara menghitung kemiringan lereng pada suatu medan adalah dengan cara (tinggi lereng : panjang lereng) x 100%.

Klasifikasi lereng:
  • Datar : lereng < 8%
  • Landai : lereng 8 - 15%
  • Agak Curam : 15 - 26%
  • Curam : 26 - 40%
  • Sangat Curam : > 40%
Tanah yang potensial adalah tanah yang termasuk dalam klasifikasi landai atau datar.

Saturday, January 1, 2011

STRUKTUR RUANG KOTA

MODEL KONSENTRIS ERNEST BURGESS


Pembagian zona kota model konsentris:
  1. Pusat kota (CBD), berupa gedung-gedung pemerintah, gedung-gedung perkantoran, pertokoan besar, pasar induk, bank, stasiun kereta api, stasiun bis, hotel, bioskop, rumah makan,
  2. Zona transisi atau peralihan, berupa kawasan industri, rumah-rumah kuno, dan pemukiman kumuh (slum area)
  3. Zona pemukiman kelas rendah, berupa pemukiman kaum buruh (proletar) dan kaum imigran
  4. Zona pemukiman kelas menengah, berupa pemukiman para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
  5. Zona pemukiman kelas atas atau zona penglaju (commuter), berupa pemukiman rumah-rumah besar untuk pemukiman pejabat-pejabat tinggi, orang-orang kaya dan orang-orang penting serta pemukiman para penglaju yang bekerja di CBD dimana mereka setiap hari pulang pergi dari rumah ke tempat kerja.

Perkembangan wilayah berpola konsentris umumnya berawal dari satu tempat (umumnya pusat kota) dan kemudian berkembang ke daerah pinggiran (sebagai akibat padatnya kegiatan di daerah tersebut). Perluasan kota berkembang secara merata dan sejajar. Pada akhirnya, pusat kota menjadi pusat kegiatan/bisnis sedangkan daerah di sekitarnya berfungsi sebagai daerah pendukung.

Asumsi dari pola konsentris adalah:
  1. Kota berada di daerah yang datar.
  2. Sistem transportasi di tiap lokasi bersifat bagus dan murah.
  3. Harga tanah akan semakin mahal bila semakin mendekati pusat kota dan sebaliknya akan semakin murah bila semakin menjauhi pusat kota.
  4. Latar belakang kota terdiri dari berbagai etnis dan kelas sosial-ekonomi.
Ciri khas pola konsentris ditandai dengan CBD yang menjadi jantung kota.

MODEL SEKTORAL HOMER HOYT


Pembagian zona kota model sektoral:
  1. Pusat kota (CBD), sama dengan model konsentris.
  2. Zona Industri, berupa pabrik, industri kecil, manufaktur, grosir dan zona transisi model konsentris.
  3. Zona pemukiman kelas rendah, sama dengan model konsentris.
  4. Zona pemukiman kelas menengah, sama dengan model konsentris.
  5. Zona pemukiman kelas atas, sama dengan model konsentris.
Perkembangan wilayah berpola sektoral umumnya berawal dari pusat kota/pusat bisnis (CBD) yang kemudian menyebar ke arah luar sehingga berbentuk seperti irisan kue tart. Perkembangan satu sektor dapat lebih cepat daripada sektor yang lain. Begitu pula jarak tiap sektor dengan pusat kota juga berlainan. Perkembangan tiap sektor dipengaruhi juga oleh topografi dan jenis aktifitas penduduk.

Asumsi dari pola sektoral adalah:
  1. Adanya kelompok penduduk sejahtera yang memiliki mobil pribadi atau dapat mengakses kendaraan umum.
  2. Tiap lahan memiliki daya tarik yang sama.
  3. Harga tanah mahal terletak di tepi atau luar kota, dan akan rendah rendah terletak pada jalur yang mirip dengan potongan kue tart.
  4. Daerah industri berkembang sepanjang lembah sungai dan jalur lintasan kereta api.
Ciri khas pola sektoral ditandai dengan beragamnya kegiatan perekonomian.

MODEL INTI GANDA CHAUNCY HARRIS DAN EDWARD ULLMAN


Pembagian zona kota model inti ganda:
  1. Pusat kota (CBD).
  2. Zona industri ringan dan perdagangan.
  3. Zona pemukiman kelas rendah.
  4. Zona pemukiman kelas menengah.
  5. Zona pemukiman kelas atas.
  6. Zona industri berat.
  7. Zona bisnis pinggir kota.
  8. Zona pemukiman penglaju (commuter).
  9. Zona industri pinggir kota.
Perkembangan wilayah berpola inti ganda umumnya berawal dari intinya dan kemudian dirumitkan oleh adanya beberapa pusat kegiatan tambahan yang masing-masing berfungsi sebagai kutub pertumbuhan yang masing-masing berdiri sendiri. Pola perkembangan wilayah ini biasanya terjadi pada kota-kota yang berada di dataran pantai atau sungai yang menjadi daerah pelabuhan atau perdagangan.
Asumsi dari pola inti ganda adalah:
  1. Setiap pusat kegiatan dapat berkembang dan tumbuh sendiri-sendiri lepas dari pengaruh kegiatan lain.
  2. Selain pusat perdagangan terdapat pula pusat pemerintahan dengan banyak gedung perkantoran yang berkembang sendiri.
  3. Tiap bagian kota mempunyai latar belakang lingkungan alam dan sosial- ekonomi yang berbeda.
  4. Adanya perkembangan tiap-tiap bagian kota dimungkinkan karena adanya penambahan menyolok dari jumlah kendaraan yang dimiliki penduduk.
Ciri khas pola inti ganda ditandai dengan dua kutub ekonomi yang kuat.